Wah, belum apa-apa kok kita dah disuguhin pertanyaan yang berat. Kalau kita menilik sejarahnya, kata filsafat ini berasal dari bahasa Yunani, Philosophia. Terdiri dari dua bentukan kata, philos dan sophos atau philein dan sophia. Philos dapat bermakna "sahabat" atau "teman", sedangkan sophos berarti "kearifan". Sementara itu, philein tidak lain daripada "mencintai" dan sophia adalah "kebijaksanaan".
Dengan pemahaman serupa ini, paling tidak sudah ada sedikit pemahaman akan pengertian pertama dari filsafat. Namun demikian, kenapa ini disebut pengertian pertama? Ya, ini memang pengertian pertama. Sebab, kalau kita sudah membuka kamus atau buku filsafat yang seabreg-abreg itu, pengertian filsafat akan sesuai dengan pengertian penulisnya. Beberapa penulis mungkin akan mencapai kata sepakat tentang pengertian ini, sedangkan banyak yang lainnya malah berdebat seumur hidup tentang apa itu filsafat. (Daripada berdebat seumur hidup dan akan membuat kita capek, mendingan kita pahami sedikit-sedikit aja ya? Hehe...)
Walaupun begitu, kita juga dapat memahami apa itu filsafat dengan cara sederhana. Misalnya, kita dapat mendefinisikan filsafat sebagai "sejarah pemikiran". Ini karena kalau kita membaca teks-teks filsafat yang utama, maka kita akan dihadapkan pada rangkaian pemikiran yang dimulai dari semenjak masa Yunani Kuno hingga masa sekarang ini. Namun, orang boleh saja mengatakan bahwa awal mula filsafat berkembang semenjak masa India Kuno ataupun Cina Kuno. Ini bisa dibuktikan secara historis, walaupun lagi-lagi muncul suatu perdebatan karenanya. (Lho,kok debat lagi ya? Memang, ini kan kerjaan sebagian besar filsuf! Kalau ga debat, mereka akan kehilangan mata pencaharian tuh! ;-) )
Contoh lain, kita dapat membuat definisi yang baru bahwa filsafat itu adalah "cara untuk memahami sesuatu", atau bahasa kerennya adalah "a method to understanding". Alasan ketika memilih pengertian ini adalah karena pada saat kita belajar filsafat, kita dituntut untuk memamahami apa pun. Baik pemahaman tentang sesuatu yang sudah ada maupun pemahaman akan sesuatu yang mungkin dapat kita pikirkan. Jadi, saking luasnya materi pemahaman filsafat, orang dapat saja tersesat ketika mencoba untuk memahami filsafat. Bahwa ada yang mengatakan filsafat itu sesat atau menyesatkan, itu karena memang beliau ini khawatir kalau kita-kita sebagai pemula pembelajar filsafat akan bingung dan akhirnya mengalami "elol" hingga masuk rumah sakit jiwa. (Apa betul nih? Kok bikin takut aja! Hik hik... Ga usah takut, kita kan cuma akan sedikit memahami filsafat. Jadi, paling cuma agak puyeng-puyeng gitu. Saya jamin kok! ;-) )
Nah, karena ada kemungkinan yang belum mungkin terjadi itu, maka belajar filsafat dengan cara yang mudah itu memang dibutuhkan. Ini juga diupayakan karena banyak orang salah memahami filsafat. Sebab, seringkali orang yang bertanya pada saya tentang apa itu filsafat sudah memiliki asumsi negatif. Baik karena mereka tidak tahu atau karena mereka menganggap remeh masalah-masalah filsafat. Bagi mereka, orang yang berfilsafat (filsuf) hanya membuang-buang waktu saja dan melakukan pekerjaan sia-sia. Oleh karena itu, mari kita belajar filsafat terlebih dahulu sebelum kita mencapnya sebagai sesat atau kesia-siaan. Kan, orang juga ga boleh berpikiran negatif tentang orang lain. Mungkin ini aja dulu pengantar dari saya tentang apa itu filsafat. Sampai ketemu lagi!