Meskipun rasanya ingin meledak, namun alangkah bijaksananya bila Anda tidak melakukan hal tersebut. Sebelum emosi lepas kendali, ingat bahwa hal tersebut akan mempengaruhi citra Anda di mata rekan kerja. Jangan-jangan mereka berpendapat, “Ah, Si A (Anda) sih orangnya gampang marah, dimintai tolong sedikit aja gak mau.”
Kenyataan membuktikan bahwa terkadang kita harus ”menuntun” seseorang bagaimana supaya mereka memperlakukan kita seperti yang kita inginkan. Salah satunya adalah dengan sesekali membiarkannya ’memanfaatkan’ Anda.
Dengan menyimak tips berikut, hindari bentrokan yang berbuntut persaingan tidak sehat dengan rekan kerja Anda.
1. Jaga emosi
Daripada memberitahu seeseorang dengan kalimat “Saya kan tidak bisa melakukan semuanya!” utarakan apa yang bisa Anda lakukan. Dengan begitu Anda bisa memberikan pengertian pada rekan kerja, dan membuatnya paham akan kesulitan.
2. Gunakan kata “Saya’
Satu kata yang hampir pasti membuat seseorang menjadi defensif dan membela diri dari tuduhan adalah”kamu”. Komunikasi dua pihak langsung berhenti karena lawan bicara malah sibuk merencanakan strategi pembelaan diri dibandingkan mendengar penjelasan. Jadi untuk menghindarinya, tidak ada salahnya mulai berkata, “Sebenarnya saya ingin membantu, namun pekerjaan saya hari ini benar-benar sangat banyak.
Bagaimana kalau rekan lain saja, kebetulan si A sangat ahli mengerjakan pekerjaan tersebut.”
3. Hindari sindiran dan sarkasme
Menyindir seseorang dengan komentar-komentar yang kasar atau bersifat sarkastik cuma akan membuat kita merasa puas sesaat. Namun berikutnya, efek jangka panjang yaitu membuat situasi menjadi tambah buruk harus Anda terima yang pasti akan sangat menyusahkan. Sebisa mungkin hindari deh hal yang satu ini.
4. Jangan potong pembicaraan orang lain
Memotong pembicaraan orang lain bukan hanya merupakan kebiasaan yang tidak sopan dan sangat mengganggu, namun hal tersebut juga bisa memberikan efek berlawanan dari apa yang ingin kita dapatkan dari seseorang. Saat memotong pembicaraan, kita mungkin berpikir untuk tujuan baik yaitu mempersingkat pembicaraan sekaligus (mungkin) menjelaskan. Namun kenyataannya, malah bisa jadi orang yang disela tersebut jadi sebal terhadap tingkah Anda.
5. Ajukan pertanyaan sebagai klarifikasi, bukan untuk menuduh
Jangan memulai pertanyaan dengan kata “Kenapa?” karena itu hanya akan membuat seseorang merasa dihakimi dan kemudian mereka akan melakukan aksi defensif. Gunakan kata seperti “Siapa,” “Apa,” “Kapan,” “Di mana” atau “Bagaimana” untuk membuka kalimat pertanyaan yang ingin Anda ajukan. Rasanya bila Anda mampu menampilkan sisi diri yang asertif, bicara berdasarkan fakta serta sopan, rekan-rekan kerja akan hormat dan segan. Selain itu ada keuntungan ektra : kalau Anda bisa diandalkan dan mempunyai hubungan baik dengan semua orang, siapa tahu ada kesempatan peningkatan karir tanpa diduga-duga.
Selamat berkarya!