Dominasi dalam cinta
Penyingkapan diri dalam cinta
Komitmen dalam cinta
Kelekatan dalam cinta
Kecemburuan dalam cinta
Kepuasan dalam cinta
Konflik dalam cinta
Dominasi dalam cinta?
Apa yang Anda ingat tentang kata dominasi? Mungkin tentang adanya satu pihak yang menguasai lainnya. Seperti suami yang menguasai istrinya. Nah, cinta pun semacam itu. Ada dominasi yang mungkin terjadi dalam cinta. Tentunya tidak semua cinta, karena cinta sejati mungkin tanpa dominasi. Sekarang coba Anda ingat, siapa yang diharapkan lebih patuh, Anda atau kekasih Anda? Setara?! Jika setara, siapa yang lebih banyak menentukan keputusan tentang hidup Anda berdua? Siapa yang lebih sering memutuskan mau pergi ke mana dan mau apa? Siapa yang lebih kerap memutuskan mau membeli apa dan mau makan apa? Anda atau kekasih Anda?
Nah, siapa yang lebih banyak menentukan bagaimana hubungan cinta berjalan adalah pemegang dominasi. Ia penguasa dalam hubungan cinta Anda. Pernah kan mendengar tentang ikatan suami takut istri? Hal itu ada karena adanya dominasi dalam hubungan. Seorang istri mendominasi hubungan, di mana sang suami hanya patuh belaka pada istrinya.
Sampai saat ini, umumnya masyarakat masih menilai bahwa laki-laki adalah pihak yang sepantasnya berperan dominan dalam hubungan cinta dengan perempuan. Pihak perempuan diharapkan untuk lebih menurut apa kehendak laki-laki. Sejarah panjang dominasi laki-laki telah menjadikan perempuan menyerahkan dominasi kepada laki-laki baik secara sadar ataupun tidak. Laki-laki diberi hak untuk mengatur dan mengelola hubungan. Laki-laki secara otomatis diserahi jabatan sebagai pemimpin rumah tangga hanya karena ia laki-laki.
Dominasi juga bersumber dari sumber daya pribadi dan tingkat ketergantungan terhadap hubungan. Mereka yang memiliki sumber daya pribadi lebih tinggi biasanya akan lebih dominan dalam hubungan. Beberapa sumber daya pribadi misalnya penghasilan yang lebih besar, tingkat pendidikan dan pengetahuan yang lebih tinggi, daya tarik fisik yang lebih tinggi, melalui kekerasan dan ancaman, dan lainnya. Dalam hal ketergantungan, semakin tergantung seseorang di dalam hubungan maka orang itu juga akan memiliki kekuasaan mengatur dan mengelola hubungan yang semakin rendah. Bila Anda sangat tergantung pada kekasih Anda, maka akan sangat mungkin Anda didominasi kekasih Anda.
Penyingkapan diri dalam cinta
Penyingkapan diri adalah kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab pada orang lain, dalam hal ini pada pasangan cinta Anda. Seseorang yang mencintai pasangannya akan banyak menyingkapkan dirinya. Semakin banyak dan dalam informasi serta perasaan yang disingkapkan, maka hubungan itu bisa dinilai semakin mendalam. Mereka yang hubungannya bertahan lama dan memuaskan adalah mereka yang menyingkapkan diri lebih banyak. Jadi, jika hubungan ingin bertahan lebih lama dan lebih memuaskan, percayailah pasangan Anda dengan menyingkapkan diri Anda sedalam-dalamnya.
Apa yang disingkapkan kepada pasangan? Mereka yang memiliki cinta yang dalam benar-benar menyingkapkan diri seluruhnya. Tidak ada rahasia sedikit pun. Semua perasaan yang dirasakan, peristiwa yang dialami, kisah masa lalu, rahasia pribadi, kebiasaan-kebiasaan buruk, dan semuanya yang lain disingkapkan kepada pasangan. Sedangkan mereka yang baru pada tahap awal hubungan cinta, biasanya menyingkapkan diri hanya pada beberapa hal saja. Namun, seiring waktu, secara bertahap mereka akan menyingkapkan diri seluruhnya.
Ada satu prinsip yang harus Anda taati dalam proses penyingkapan diri, yakni singkapkanlah sebanyak yang disingkapkan orang. Biasanya orang cenderung tidak nyaman jika orang lain menyingkapkan diri lebih banyak. Oleh karena itu mereka bisa menarik diri dari hubungan lebih lanjut. Agar hubungan bisa terus berlanjut dengan nyaman, jagalah keseimbangan dalam penyingkapan diri.
Komitmen dalam cinta
Cinta adalah sebentuk emosi. Sebagaimana bentuk emosi lain, sulit untuk bisa bertahan sangat lama. Padahal orang selalu berharap untuk memiliki cinta selamanya. Nah, oleh karena itu harus ada komitmen untuk melanggengkan cinta. Jika cinta surut, bisa dikuatkan kembali dengan adanya komitmen. Adanya komitmen inilah yang menjamin keberlanjutan hubungan cinta. Jika tidak ada komitmen, maka pada saat cinta surut hubungan akan bubar. Mereka-mereka yang kawin-cerai berkali-kali biasanya hanya memiliki cinta tapi tidak memiliki komitmen.
Lalu apa sesungguhnya komitmen? Komitmen diartikan sebagai keadaan psikologis di mana seseorang merasa terikat atau terhubung dengan seseorang, dan secara langsung mempengaruhi keputusan seseorang untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan. Jika Anda memiliki komitmen tinggi, maka Anda merasa sangat terikat dengan pasangan dan tidak akan mengakhiri hubungan. Jika hubungan rusak, Anda akan berupaya memperbaikinya. Sebaliknya jika Anda memiliki komitmen rendah, maka Anda kurang terikat dengan pasangan. Boleh jadi Anda akan selingkuh atau malah berniat mengakhiri hubungan. Sedangkan jika Anda mengakhiri hubungan sama sekali, tentu saja Anda akan disebut tidak berkomitmen.
Komitmen lebih sering merupakan hasil dari suatu proses, ketimbang muncul tiba-tiba. Biasanya komitmen akan muncul jika kepuasan dalam hubungan meningkat, semakin langkanya alternatif hubungan (misalnya sulit mendapatkan kekasih baru), dan telah sedemikian besar investasi yang ditanam dalam hubungan (misalnya pengalaman menjalani kesulitan bersama).
Secara umum komitmen bisa dibagi ke dalam 2 kategori berdasarkan motivasinya, yakni komitmen mendekat dan komitmen menjauh. Jenis komitmen mendekat adalah komitmen yang ditandai dengan keinginan melanjutkan hubungan karena bisa mendapatkan sesuatu yang positif. Misalnya percaya bahwa jika berkomitmen akan membuat hidupnya lebih bahagia. Sedangkan jenis komitmen menghindar ditandai dengan keinginan melanjutkan hubungan karena khawatir dampak negatif jika hubungan bubar. Misalnya was-was bakal sulit mendapatkan pengganti sepadan, takut kehilangan sumber finansial, takut dikecam keluarga dan lainnya. Orang yang memiliki tipe komitmen menghindar ini pada umumnya memiliki kepuasan hidup yang rendah.
Kelekatan dalam cinta
Kelekatan atau ‘attachment’ dalam bahasa inggris, adalah konsep yang kurang begitu dikenal di luar lingkungan psikologi. Namun sebenarnya konsep ini merupakan konsep mendasar yang ada pada diri manusia tentang bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain. Kelekatan biasa didefinisikan sebagai keadaan keterhubungan seseorang dengan orang lain yang berkait dengan keintiman dan kepercayaan.
Seberapa lekat Anda terhubung dengan pasangan cinta Anda? Maka Anda harus menjawab dengan menerangkan tentang seberapa intim dan seberapa percaya Anda kepada pasangan Anda. Lalu bagaimana model kelekatan Anda? Terdapat 3 model kelekatan yang umumnya dimiliki orang, yakni aman (secure), menghindar (avoidant), dan ambivalen (anxious/ambivalent).
1. Tipe kelekatan aman.
Mereka yang memiliki tipe aman memiliki kepercayaan penuh terhadap yang dicintai. Terdapat dorongan untuk dekat dengan yang dicintai tapi dengan tetap menjadi dirinya sendiri. Mereka yakin bahwa pasangannya adalah orang yang layak diperhatikan serta sebaliknya sangat memperhatikan dirinya. Mereka merasa nyaman bila bergantung pada yang dicintai. Sebaliknya mereka juga merasa nyaman bila yang dicintai bergantung pada mereka. Mereka tidak merasa khawatir ditinggalkan oleh yang mereka cintai.
- Berikut adalah beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe kelekatan aman. Jika Anda merasa pernyataannya banyak sesuai dengan Anda, maka mungkin inilah tipe kelekatan Anda:
Saya merasa nyaman dengan kedekatan dan atau independence
Saya merasa cukup mudah merasa dekat dengan orang lain
Saya merasa nyaman bergantung pada seseorang
Saya merasa nyaman seseorang bergantung pada saya
Saya tidak merasa khawatir ditinggalkan
Saya tidak merasa khawatir seseorang menjadi sangat dekat dengan saya.
2. Tipe kelekatan menghindar
Tipe kelekatan menghindar ditandai dengan perasaan kurang nyaman mengalami suatu keintiman atau kedekatan. Mereka enggan untuk percaya dan bergantung pada orang yang dicintai. Mereka akan berusaha menjaga hubungan agar tidak terlalu dekat atau intim.
- Berikut adalah beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe kelekatan menghindar. Jika Anda merasa pernyataannya banyak sesuai dengan Anda, maka mungkin inilah tipe kelekatan Anda:
Saya memerlukan keberanian besar untuk independen
Saya merasa tidak nyaman menjadi lebih dekat dengan orang lain
Saya menemukan kesulitan untuk mempercayai orang lain seutuhnya
Saya sulit untuk membiarkan diri saya tergantung pada orang lain
Saya gugup ketika seseorang menjadi begitu dekat dengan saya
Pasangan yang saya cintai menginginkan hubungan yang lebih intim, lebih dari yang saya rasakan nyaman melakukannya.
3. Tipe kelekatan ambivalen
Mereka yang memiliki tipe ambivalen mempunyai dorongan untuk meleburkan diri sepenuhnya dengan orang yang dicintai. Mereka merasa tidak sanggup untuk berdiri sendiri tanpa ada yang dicintai. Akibatnya mengalami kecemasan tinggi akan ditinggalkan. Mereka juga sangat takut akan diabaikan. Terkadang, muncul juga kekhawatiran bahwa mereka tidak sungguh-sungguh dicintai oleh pasangan mereka.
- Berikut adalah beberapa pernyataan yang menggambarkan tipe kelekatan ambivalen. Jika Anda merasa pernyataannya banyak sesuai dengan Anda, maka mungkin inilah tipe kelekatan Anda:
Saya memerlukan keberanian besar untuk menjadi lebih dekat dengan seseorang.
Saya merasa bahwa orang lain enggan untuk ‘dekat’ dengan saya seperti yang saya inginkan.
Saya sering khawatir bahwa pasangan saya tidak sungguh-sungguh mencintai saya
Saya sering merasa khawatir pasangan saya tidak sungguh-sungguh ingin tinggal bersama saya
Saya ingin menyatu seluruhnya dengan orang lain, dan dorongan ini kadang membuat orang lain menjauh dari saya
Kecemburuan dalam cinta
Anda pernah merasa cemburu? Jangan bilang belum daripada Anda dituduh berbohong. Siapa yang pernah jatuh cinta, mesti pernah juga cemburu. Banyak orang yakin bahwa cemburu juga merupakan salah satu tanda cinta. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang sukses dalam hubungan cinta adalah mereka yang pada awal hubungan memiliki cemburu yang lebih tinggi.
Cemburu adalah emosi yang muncul sebagai reaksi terhadap ancaman yang mungkin bisa membuat seseorang kehilangan afeksi dari seseorang yang bernilai penting baginya, di mana afeksi itu diberikan pada orang lain. Jadi, Anda cemburu pada pasangan Anda ketika dia berbicara pada orang lain, tidak lain karena Anda takut kehilangan afeksi darinya karena afeksinya bisa pindah ke orang yang diajak bicara. Cemburu juga bisa dialami kepada seseorang yang belum jadi pasangan. Apabila Anda diam-diam mencintai seseorang, Anda akan cemburu bila seseorang itu bertingkah mesra dengan orang lain.
Apa yang dilakukan orang ketika cemburu? Setidaknya ada lima hal yang mungkin dilakukan orang ketika cemburu. Pertama, melakukan komunikasi integratif. Pada saat cemburu, seseorang mencoba menilainya sebagai sesuatu yang wajar. Jika Anda cemburu pasangan Anda berbicara dengan orang asing, maka Anda mungkin mengatakan pada pasangan bahwa meluaskan pergaulan sangatlah penting baginya. Kedua, memberikan kompensasi. Pada saat cemburu, seseorang akan lebih memperhatikan, lebih sensitif terhadap keinginan pasangan, kerap memberi hadiah dan lainnya. Ketiga, mengawasi. Bak elang, pasangan akan diawasi di manapun berada. Keempat, memanipulasi. Pada saat cemburu, seseorang melakukan tindakan-tindakan agar pasangan lebih memperhatikan. Misalnya pura-pura sakit. Terakhir, melakukan kekerasan. Adapun kekerasan yang dilakukan bisa verbal atau nonverbal. Misalnya menampar, memaki, menghina dan lainnya. Termasuk di dalamnya adalah ketika seseorang mengatakan pada pasangan bahwa tidak akan ada yang mau padanya lagi.
Semakin serius dan eksklusif hubungan cinta, biasanya kecemburuan cenderung meningkat. Intensitas cemburu seseorang yang baru pacaran sangat mungkin lebih rendah bila dibandingkan dengan seseorang yang sudah 5 tahun pacaran. Bukankah Anda sering mendengar banyak keluhan bahwa semakin lama pacaran, sang pacar semakin cemburuan? Padahal umumnya orang berharap semakin lama pacaran maka cemburu juga semakin berkurang karena percaya telah terbangun kuat. Biasanya semakin tinggi cemburu dalam suatu hubungan cinta maka kepuasan hubungan juga cenderung semakin tinggi. Tentu dengan catatan, bila sungguh-sungguh mencintai pasangan. Jika kurang mencintai pasangan tetapi pencemburu, maka tentu saja hubungan tidak akan memuaskan.
Diakui ada tipe pribadi tertentu yang lebih mudah menjadi pencemburu ketimbang yang lain. Mereka yang cenderung menjadi pencemburu adalah mereka yang memiliki tipe kepribadian egoistik, cenderung mementingkan diri sendiri, ambisius, dan berpandangan sempit. Demikian juga orang yang memiliki tipe kelekatan ambivalen umumnya sangat pencemburu.
- Apakah Anda pencemburu? Berikut adalah sebuah kuis bagi Anda untuk menguji apakah Anda sangat pencemburu atau kurang pencemburu. Pernyataan-pernyataan yang menggambarkan kecemburuan di bawah, coba Anda cocokkan dengan diri Anda. Apabila lebih dari 10 pernyataan sesuai dengan Anda, maka Anda sangat pencemburu:
Ketika pasangan saya tidak berada dalam pandangan saya, saya khawatir bahwa dia akan tertarik pada orang lain.
Saya sering khawatir pasangan saya akan meninggalkan saya untuk orang lain
Saya sering khawatir bahwa pasangan saya tidak sungguh-sungguh mencintai saya
Saya merasa frustrasi bila pasangan saya tidak berada di sisi saya sebanyak yang saya inginkan.
Saya tidak merasa nyaman jauh dari pasangan saya.
Saya merasa tidak nyaman ketika sedang asyik berdua dengan pasangan saya lalu tiba-tiba ada teman yang ikut nimbrung.
Saya enggan mendengarkan kisah cinta masa lalu pasangan saya.
Saya tidak suka bila pasangan saya menceritakan kebaikan-kebaikan orang lain selain saya.
Saya merasa sering diabaikan pasangan saya.
Saya ingin pasangan saya menceritakan seluruh kegiatannya.
Saya ingin selalu mengawasi pasangan saya.
Saya ingin pasangan saya meminta izin kepada saya sebelum melakukan sesuatu.
Saya tidak suka pasangan saya pergi bersama orang lain lawan jenis
Saya merasa cemas bila pasangan saya terlihat sangat cantik/tampan
Saya tidak suka pergi ke tempat-tempat dimana pasangan saya menjadi pusat perhatian.
Kepuasan dalam cinta
Apa yang diinginkan dalam menjalin hubungan cinta? Sudah tentu bahagia. Nah, dari mana bahagia berasal? Tidak lain dari rasa puas terhadap hubungan cinta yang dijalani. Mereka yang puas mengalami perasaan sejahtera, aman, nyaman, tenteram, dan tidak menginginkan adanya hubungan yang lain. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bubarnya hubungan cinta tidak disebabkan oleh hilangnya cinta, tetapi karena ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan yang terbangun.
Mereka yang puas dalam hubungan cinta akan semakin terikat dalam hubungan. Bukankah jika Anda puas dengan pasangan, Anda tidak akan meninggalkannya? Namun begitu, bukan berarti jika tidak puas maka akan meninggalkan hubungan. Banyak orang merasa tidak puas dalam hubungan, tapi tetap tidak mau meninggalkan hubungan. Anda mungkin pernah mendengar ada seorang gadis yang sering disakiti pacarnya. Sang pacar sering selingkuh dan memukulnya. Namun sang gadis tidak mau putus. Mau tahu kenapa? Karena si gadis merasa telah banyak menanamkan investasi dalam hubungan itu berupa ‘having sex’ bersama. Ia menyerahkan kegadisannya pada sang pacar. Jika putus, ia merasa tidak percaya diri untuk bisa mendapatkan pengganti yang mau mengerti.
- Hubungan yang memuaskan adalah jika hubungan cinta berjalan seperti yang diidealkan, memiliki kualitas hubungan yang tinggi dan hubungan terus berlanjut. Berikut ciri-ciri umum hubungan yang memuaskan. Jika hubungan Anda tidak memenuhi satu ciri pun, maka boleh jadi hubungan cinta Anda kurang memuaskan.
Adanya rasa cinta kepada pasangan
Memiliki keinginan untuk selalu membantu pasangan
Kebutuhan pasangan dan kebutuhan diri menjadi sama
Mengalami eksklusivitas (tidak ada orang ketiga di antaranya)
Adanya rasa suka pada pasangan
Adanya penghormatan pada pasangan sebagai pribadi tersendiri
Mengalami evaluasi hubungan yang positif
Merasakan kesamaan antara diri dan pasangan
Mengalami kepuasan pada umumnya.
Persetujuan yang luas antar pasangan
Mengalami afeksi yang positif dan puas dalam hubungan seksual.
Memiliki jumlah kegiatan bersama antar pasangan yang tinggi.
Senang, nyaman dan merasa aman bersama pasangannya.
Adanya kestabilan hubungan
Di atas telah dibahas ciri-ciri dari hubungan cinta yang memuaskan. Nah, sekarang saatnya untuk mengupas sebab-sebab yang bisa menimbulkan kepuasan dalam hubungan. Setidaknya ada empat hal yang membuat hubungan cinta menimbulkan kepuasan, yakni keadilan dan keseimbangan dalam hubungan, perasaan dimengerti (kindred spirit), mendapatkan hubungan cinta yang diidealkan, dan strategi memecahkan masalah (coping) yang sama.
1. Keadilan dan keseimbangan dalam hubungan
Sebuah survei menunjukkan bahwa pasangan yang melaporkan ketidakpuasan dalam hubungan cinta mereka, sebagian besar memiliki interaksi yang tidak adil dan tidak seimbang diantara mereka. Salah satu pasangan merasa melakukan terlalu banyak untuk hubungan sementara yang lain sangat sedikit melakukannya. Keadilan dalam hubungan bisa dilihat dari keseimbangan pertukaran dalam hubungan. Apabila yang dipertukarkan pasangan tidak seimbang maka terjadilah ketidakadilan dalam hubungan. Akibatnya muncullah ketidakpuasan. Adapun hal-hal yang dipertukarkan bisa berupa tenaga, waktu, finansial, dukungan emosional, rahasia pribadi, hasrat seksual, dan sebagainya. Misalnya Anda selalu ada waktu untuk pacar Anda, tapi pacar selalu tidak ada waktu untuk Anda.
2. Merasa dipahami dan dimengerti (kindred spirit)
Perasaan dipahami dan dimengerti atau kindred spirit yang muncul dalam hubungan cinta akan membuat pelakunya merasakan perasaan sejahtera. Mereka percaya pasangannya memberikan perhatian yang sama, mengerti mereka dan berbagi pengalaman dengan mereka. Biasanya mereka merasa memiliki kesamaan yang besar meski sesungguhnya mungkin kesamaan-kesamaan yang ada tidak sebesar yang mereka kira.
3. Mendapatkan hubungan cinta ideal
Seperti apa hubungan cinta yang Anda idealkan? Jika Anda mengidealkan hubungan cinta yang penuh hasrat dan bergelora, dan Anda mendapatkannya, maka tentu saja Anda akan puas. Semakin jauh dari ideal, maka kepuasan juga semakin menurun.
4. Strategi memecahkan masalah yang sama
Masalah adalah keniscayaan dalam hubungan cinta. Wajar saja, sebab mempersatukan dua orang yang berbeda. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana menangani masalah. Pasangan yang menyelesaikan konflik dengan cara yang sama, maka akan muncul kepuasan pada mereka. Secara bersama menyelesaikan masalah dengan cara memperbaiki masalah secara langsung, akan sama memuaskannya dengan mereka yang sama-sama menyelesaikan masalah dengan cara melakukan penyesuaian emosional.
Konflik dalam cinta
Anda pernah bertengkar dengan pasangan Anda? Anda pernah memarahinya atau Anda dimarahinya? Hampir semua pasangan pasti pernah mengalami konflik. Namun begitu, kebanyakan konflik antar pasangan sebenarnya hanyalah hal-hal kecil belaka. Ibarat kata, hanya kerikil yang menggelitik tapak kaki. Namun begitu, kadangkala konflik membahayakan hubungan cinta.
Terjadinya konflik cenderung semakin banyak seiring interaksi yang semakin erat, semakin banyak waktu yang dihabiskan bersama, dan semakin banyak kegiatan yang dilakukan bersama. Jarang ada yang berkonflik pada saat mulai membangun hubungan cinta. Justru setelah lama menjalin hubungan, konflik bisa sering muncul. Anda mungkin pernah mendengar keluhan tentang pasangan yang ketika pacaran tidak pernah bertengkar, tapi setelah menikah justru sering bertengkar. Sebenarnya hal itu wajar karena semakin kerapnya interaksi.
Berdasarkan sumber penyebabnya, konflik bisa dibedakan dalam 3 kelompok besar, yakni konflik yang bersumber dari perilaku spesifik pasangan, dari norma peran, dan karena disposisi pribadi. Sumber konflik karena perilaku spesifik pasangan misalnya bertingkah jorok, asusila, membuat malu, kecanduan narkoba, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya adalah tidak mengikuti keinginan pasangan.
Konflik karena norma peran berkait hal-hal di sekitar hak dan kewajiban pasangan yang terlibat. Jenis sumber konflik itu misalnya karena ingkar janji, kurang seimbangnya hubungan timbal balik (salah satu pihak merasa memiliki tugas yang lebih banyak), dan melalaikan tugas yang disepakati bersama. Affair atau selingkuh merupakan salah satu sumber konflik besar yang berasal dari norma peran.
Salah satu sumber konflik adalah karena adanya disposisi pribadi. Seseorang berperilaku khas dalam menanggapi perilaku pasangan. Mereka yang pemarah, akan selalu marah untuk hal-hal sepele misalnya lambat mencuci piring. Mereka yang berpikiran negatif akan selalu menilai negatif hal-hal yang dilakukan pasangan. Misalnya hanya karena ada sms mengatakan ‘apa kabar’, langsung dicemburui habis-habisan.