Perasaan yang indah ini rasanya sudah lama kutunggu tunggu. Tetapi tak sepadanlah jika melihat dan merasakan cuaca yang kelabu dan tak kenal kompromi ini. Terang dan menyilaulah hai matahariku. Seluruh duniapun berkabung dengan melihat engkau murung begitu. Bangkitlah kesadaran akan alam. Ingin rasanya melakukan sesuatu yang bernuansa klasik atau tradisional tetapi penuh dengan idealisme. Seperti menikmati secangkir teh dan jajanan pecel di daerah pecinan kota sembari mempersiapkan kemerdekaan yang selanjutnya bersama anak anak bangsa. Menir Yanseen akan jongkok terbingung bingung bila hal ini benar benar terjadi ! Mungkin indah juga rasanya bila kita dapat mempersatukan manusia manusia yang tersisihkan oleh keadaan yang super represif.
Awal yang indah bila setiap kali turun di stasiun cikini lalu disambut dengan alunan musik tarling sunda oleh Mang Asep. Ketika tiba dirumah,perutku keroncongan lapar mengganas dan langsung kuciduk nasi beserta sayur asem dan tempe rebus. Sehabis makan kulangsung ke kamar. Dan baru teringat kalau aku ingin meneruskan cerita karya William Shakespeare. Lembar demi lembar kubaca, seiring terdengar komposisi dari Bethoven. Tiba tiba ada kiriman telegraph. Setelah kubaca arti dan kodenya,ternyata adalah kiriman dari Neo Bolshevik di Kremlin. Di dalam telegraph itu mereka berkata :
"Kami sudah kapok dengan mengikut sertakan PKI di dalam Internasionale III. Di lain hal, kami menganggap revolusi yang harus dilakukan di negara kalian ialah revolusi sosial terlebih dahulu. Tetapi dengan nurani dan kemuliaan. Negaramu lebih mulia daripada negara kami. Bilang kepada anak anak bangsamu,jangan hanya terbawa oleh utopi utopi yang kami ciptakan. Jangan sampai budaya luhur dan kerakyatan kalian punah hanya karena kamrad Lenin dan Stalin!. Revolusi kalian adalah revolusi yang mulia dan harus dibangun dengan kemuliaan hati. Disini kami telah sedikit demi sedikit membangun revolusi yang hampir pudar. Salam dari Rusia untuk kamrad kamrad yang ada di Indonesia !!.
Rully Armanda Arifin